Kue lidah kucing merupakan kue yang bentuknya tipis
dengan ukuran panjang oval sekitar 4-6 cm. Teksturnya sangat garing dan renyah
dengan rasa yang cenderung gurih, asin, dan manis yang bercampur menjadi satu.
Kue lidah kucing ini aslinya hanya memiliki satu varian saja, yakni rasa
original dengan tampilan warna kuning keemasan. Tapi seiring perkembangannya,
ada banyak inovasi kue lidah kucing dengan beragam rasa dan tampilan warna yang
berbeda. Mulai dari yang berwarna merah karena memiliki rasa red velvet, lalu ada warna hijau karena
memiliki campuran matcha di
dalamnya, dan masih banyak lagi. Menjadi kue kering yang sangat populer di
Indonesia.
Kue lidah kucing ternyata aslinya berasal dari negeri Kincir Angin. Kuliner ini dipercaya sudah ada sejak akhir abad ke-19 dan dibuat oleh sebuah perusahaan yang ada di negara tersebut bernama Küfferle. Menariknya, perusahaan tersebut sekarang termasuk dalam perusahaan kuliner terkenal asal Swiss yang bernama Lindt & Sprüngli. Inilah yang membuat penyebaran kue lidah kucing lebih cepat di beberapa negara di Eropa. Di negara asalnya, kue lidah kucing disantap sebagai camilan untuk menemani minum teh di sore hari atau pada saat menjamu tamu yang datang berkunjung.
Kue lidah kucing sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia tidak hanya karena rasanya yang enak, tapi juga karena namanya yang sangat unik. Nama kue lidah kucing sebenarnya diambil dari nama aslinya yang dalam bahasa Belanda dinamakan dengan nama "kattentongen" yang artinya adalah lidah kucing. Tidak diketahui sejak kapan kue ini dinamakan dengan nama kattentongen, tapi sejak kemunculannya, kue ini sudah bernama kattentongen. Dinamakan kue lidah kucing karena bentuk dan ukuran dari kue ini yang dinilai mirip dengan bentuk dari lidah kucing.
Masyarakat Indonesia awalnya tidak mengenal kue lidah kucing ini karena memang pada dasarnya kue kering bukan merupakan kue klasik di Indonesia. Pada masa kolonial Belanda, masyarakat Belanda membawa kue ini dari negara asal mereka dan mulai mengenalkannya kepada masyarakat Indonesia bersama dengan kue-kue kering lainnya seperti nastar, kastengel, hingga jan hagel. Meski bahan pembuatannya terlihat sederhana karena dibuat dari tepung, mentega, gula, dan putih telur, tapi di masa penjajahan Belanda, kue ini dinilai sebagai kue mewah yang hanya tersaji di kalangan ningrat dan bangsawan saja.
Price List
250 gram Rp 55.000
500 gram Rp 115.000
500 gram Rp 115.000
Sumber : https://pergikuliner.com/blog/intip-asal-usul-kue-lidah-kucing-yang-konon-jadi-warisan-belanda
Komentar
Posting Komentar